JENIS - JENIS PASAR
A. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
|
|
JUMLAH PERUSAHAAN
|
JENIS BARANG
|
Sangat Banyak
|
Homogen
|
KEMAMPUAN PENETAPAN HARGA
|
KEMUNGKINAN MASUK/KELUAR INDUSTRI
|
Tidak Punya (Price Taker)
|
Sangat Mudah (No Barrier To Entry) dan Free Entry dan
Free Exit
|
SYARAT KESEIMBANGAN
|
BENTUK KURVA PERMINTAAN
|
MR = MC, dimana P = D = MR = AR
|
|
KESEIMBANGAN JANGKA PENDEK
|
KESEIMBANGAN JANGKA PANJANG
|
Bisa memperoleh laba super normal, laba normal dan rugi
minumum
|
Hanya memperoleh laba normal
|
PERSAINGAN NON HARGA
|
INTERPENDENSI
|
Tidak Ada
|
Tidak Ada
|
CONTOH
|
|
Pedagang CD/DVD Bajakan
|
B. PASAR PERSAINGAN
MONOPOLI
|
|
JUMLAH PERUSAHAAN
|
JENIS BARANG
|
Hanya Satu
|
Unik dan Tidak Ada
Subtitusinya
|
KEMAMPUAN PENETAPAN HARGA
|
KEMUNGKINAN MASUK/KELUAR INDUSTRI
|
Sangat Besar ( Price
Maker )
|
Sangat Sulit Masuk
|
SYARAT KESEIMBANGAN
|
BENTUK KURVA PERMINTAAN
|
MR = MC, dimana D = AR
dan P > MC
|
|
KESEIMBANGAN JANGKA PENDEK
|
KESEIMBANGAN JANGKA PANJANG
|
Laba Supernormal, Laba
Normal, dan Rugi Minimum
|
Bisa Memperoleh Laba
Supernormal
|
PERSAINGAN NON HARGA
|
INTERPENDENSI
|
Tidak Ada
|
Tidak Ada
|
CONTOH
|
|
PT. KAI, PT. PLN
|
C. PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK
|
|
JUMLAH PERUSAHAAN
|
JENIS BARANG
|
Banyak
|
Terdeferensiasi
|
KEMAMPUAN PENETAPAN HARGA
|
KEMUNGKINAN MASUK/KELUAR INDUSTRI
|
Kecil
|
Relatif Muda
|
SYARAT KESEIMBANGAN
|
BENTUK KURVA PERMINTAAN
|
MR = MC
|
|
KESEIMBANGAN JANGKA PENDEK
|
KESEIMBANGAN JANGKA PANJANG
|
Bisa memperoleh laba super normal, laba normal dan rugi
minumum
|
Hanya memperoleh laba normal
|
PERSAINGAN NON HARGA
|
INTERPENDENSI
|
Cukup Besar, biasanya hanya lewat iklan
|
Sangat Kecil
|
CONTOH
|
|
PAKAIAN, SEPATU, MAKANAN RINGAN, KOSMETIK
|
D. PASAR OLIGOPOLI |
|
JUMLAH PERUSAHAAN
|
JENIS BARANG
|
Beberapa/Sedikit
|
Homogen dan
Terdeferensiasi
|
KEMAMPUAN PENETAPAN HARGA
|
KEMUNGKINAN MASUK/KELUAR INDUSTRI
|
Dengan kerjasama besar
|
Hambatan cukup besar
|
SYARAT KESEIMBANGAN
|
BENTUK KURVA PERMINTAAN
|
MR = MC Terdapat Price
Kekakuan Harga Sehingga AC dan MC tidak selalu mengubah keseimbangan
|
|
KESEIMBANGAN JANGKA PENDEK
|
KESEIMBANGAN JANGKA PANJANG
|
Bisa memperoleh laba
super normal,
laba normal dan rugi minumum
|
Hanya memperoleh laba
normal
|
PERSAINGAN NON HARGA
|
INTERPENDENSI
|
Untuk barang yang terdiferensiasi
cukup besar
|
saling bergantung dan
mempengaruhi satu sama lain
|
CONTOH
|
|
Terdiferensiasi : OTOMOTIF , Homogen : SEMEN, BAJA, KERTAS,
BAHAN TAMBANG
|
PENGERTIAN DAN KONSEP-KONSEP PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan Nasional
adalah jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu
negara dalam jangka waktu satu tahun.
PERPUTARAN RODA PEREKONOMIAN
Pertumbuhan ekonomi suatu negara
biasanya dihitung berdasarkan pertumbuhan ril dari GDP negara tersebut, yakni
seberapa besar GDP negara bertambah secara ril dari tahun ke tahun. Pertumbuhan
ini dihitung dengan cara membagi nilai dari output suatu sektor ekonomi pada
tahun tertentu dengan nilai output sektor tersebut pada tahun sebelumnya dan
dikali 100 % kemudian dikurangi 100.
Bila GDP mengalami pertumbuhan yang tinggi
berarti pendapatan masyarakat juga akan mengalami pertumbuhan yang tinggi,
terlepas dari siapa atau kelompok mana dari masyarakat yang menerima pendapatan
tersebut. GDP Indonesia menurut lapangan usaha berdasarkan harga yang berlaku
dan harga konstan.
1. Pengeluaran Agregat (Aggregate Spending)
Seperti diterangkan diatas bahwa GDP
dapat dihitung dari sisi pengeluaran aggregate (Aggregate Spending) pelaku
ekonomi dalam suatu negara. Pengeluaran aggreaget ini sama dengan Permintaan
Agregat karena konsekuensi dari permintaan adalah adanya pengeluaran oleh rumah
tangga, investor, pemerintah dan eksportir untuk membeli barang dan jasa.
Pengeluaran Aggregate dapat
dikelompokkan atas empat komponen, yaitu:
1.pengeluaran konsumsi rumah tangga,
2.pengeluaran invesatasi oleh pengusaha (bisnis),
3.pengeluaran pemerintah, dan
4.permintaan luar negeri.
2. Pengeluaran Konsumsi
1.pengeluaran konsumsi rumah tangga,
2.pengeluaran invesatasi oleh pengusaha (bisnis),
3.pengeluaran pemerintah, dan
4.permintaan luar negeri.
2. Pengeluaran Konsumsi
Merupakan bagian terbesar dari
permintaan agregat yaitu berupa permintaan dari konsumen terhadap barang dan
jasa yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Konsumsi ini memegang peranan
penting dalam perekonomian menurut teori Keynesian karena akan menentukan
output dan pendapatan masyarakat suatu negara.
Kontribusi konsumsi terhadap
pembentukan GDP di Indonesia diperkirakan sebesar 65% dari total GDP. Konsumsi
dapat dibagi atas tiga kategori yaitu barang tanah lama (durable goods) seperti
mobil, barang tidak tahan lama (nondurable goods), dan jasa (services). Dari
sisi asal barang maka barang dan jasa yang dikonsumsi oleh konsumen dalam
negeri terdiri dari barang produksi dalam negeri dan barang /jasa yang
diproduksi oleh negara lain yang diimport ke Indonesia. Dalam penghitungan GDP
angka import ini harus dikeluarkan dari angka GDP.
Pengeluaran Pemerintah
Yang termasuk dalam pengeluaran
pemerintah adalah semua pengeluaran pemerintah yang diperlukan agar roda
pemerintahan dapat berjalan dengan baik. Pengeluaran pemerintah ini tercantum
dalam Anggaran Belanja dan Pendapatan Nasional (APBN). Barang dan jasa yang
dibeli oleh pemerintah tidak dihitung nilai tambahnya (value added) seperti
halnya pada barang konsumsi karena barang dan jasa yang diproduksi oleh
pemerinatah pada umumnya adalah gratis. Pengeluaran pemerintah seperti uang
pensiun (transer of payment) tidak dihitung dalam GDP karena pengeluaran
tersebut bukan merupakan pembelian terhadap barang atau jasa yang baru
diproduksi.
Pengeluran Investasi
Investasi adalah tambahan terhadap
akumulasi modal (physical stock of capital) ditambah dengan perobahan
persediaan (inventory changes). Tetapi transaksi saham tidak termasuk dalam
penambahan stok modal. Jadi investasi adalah aktifitas yang bisa meningkatkan
kemampuan ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa dimasa mendatang. Contohnya
adalah pembelian barang investasi, peralatan, dan pembangunan rumah baru. Sewa
dari tumah tersebut dihitung sebagai konsumsi.
Permintaan Ekspor Bersih (Net
Export)
Komponen terakhir dari GDP adalah
net export yaitu selisih antara export dan import (X – M). Export merupakan GDP
dari dalam negeri karena merupakan barang atau jasa yang diproduksi di dalam
negeri, tetapi tidak dikonsumsi di dalam negeri. Barang ekspor akan dibeli atau
dikonsumsi oleh rumah tangga, investor, atau pemerintah negara asing sedangkan
import adalah barang yang diproduksi di luar negeri, berarti adalah GDP negara
asing.
Dalam GDP yang dihitung adalah net
ekspor untuk menghindari penghitungan dua kali (double counting). Barang dan
jasa yang dibeli oleh rumah tangga, investor, dan pemerintah tidak semuanya
diproduksi di dalam negeri tetapi beberapa barang yang dibeli tersebut berasal
dari luar negeri. Jadi komponen pengeluaran aggeregate yang diuraikan diatas –
pengeluaran rumah tangga, investor dan pemerintah – sebagiannya adalah barang
yang diproduksi di luar negeri, berarti adalah GDP negara asing atau bukan
merupakan GDP Indonesia. Karena itu untuk mengkoreksinya maka ekspor harus
dikurangi dengan impor agar barang import tidak terhitung sebagai GDP kita,
karena yang termasuk dalam GDP Indonesia adalah konsumsi rumah tangga berupa
barang-barang produksi dalam negeri, ditambah dengan belanja barang investor,
ditambah belanja barang pemerintah dan ditambah dengan nilai barang yang
diekspor ke luar negeri.
Barang-barang import yang telah
dikonsumsi oleh konsumen dalam negeri tidak bisa dihitung sendiri karena telah
masuk dalam perhitugan jumlah konsumsi. Nilai barang import ini tentu sama
dengan jumlah nilai barang yang diimport yang tercatat di Bea dan Cukai
sehingga dengan mengeluarkannya dari angka export maka sama dengan
mengeluarkannya dari angka konsumsi barang import.
METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
a Metode Produksi
Pendapatan
Nasional merupakan penjumlahan dari seluruh nilai barang dan jasa yang
dihasilkan oleh seluruh sector ekonomi masyarakat dalam periode tertentu.
Y = [( 9Q1 x P1
) + ( Q2 x P2 ) + ( Qn x Pn ) … ]
b Metode
Pendapatan
Y = r + w + i +
p
r : rent
w : wage
i : interest
p : profit
c. Metode
Pengeluaran
Pendapatan
Nasional merupakan penjumlahan dari seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh
seluruh rumah tangga (RTK, RTP, RTG, RT Luar Negeri) dalam suatu negara selama
satun tahu.
Y = C + I + G +
( X - M )
MASALAH DAN KETERBATASAN PERHITUNGAN PDB
Permasalahan PDB
terletak pada pembandingan tingkat kemakmuran atau kesejahteraan suatu Negara
dari tahun ke tahun. PDB tidak memasukan transaksi yang terjadi pada
perekonomian bawah tanah. Perekonomian seperti sector informal atau sector
illegal.
PDB tidak selalu
mencerminkan ukuran kesejahteraan sosial suatu negara. PDB hanya mengukur
berapa banyak output yang diproduksi di suatu Negara dan bagaimana struktur
serta perkembangannya. Untuk kemakmuran suatu negara PDB merupakan indicator
yang cukup baik. Akan tetapi, kesejahteraan suatu negara lebih kompleks dari
hanya sekedar pendapatan yang tinggi.
Sumber : AB, Doddy
Muhammad & Tim Penulis Pustaka Gema Media. Menguasau IPS Sistem Kebut
Semalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar