Minggu, 06 Desember 2015

JENIS - JENIS PASAR DAN PENDAPATAN NASIONAL


JENIS - JENIS PASAR

A. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA


JUMLAH PERUSAHAAN
JENIS BARANG
Sangat Banyak
Homogen
KEMAMPUAN PENETAPAN HARGA
KEMUNGKINAN MASUK/KELUAR INDUSTRI
Tidak Punya (Price Taker)
Sangat Mudah (No Barrier To Entry) dan                            Free Entry dan Free Exit
SYARAT KESEIMBANGAN
BENTUK KURVA PERMINTAAN
MR = MC, dimana P = D = MR = AR


KESEIMBANGAN JANGKA PENDEK
KESEIMBANGAN JANGKA PANJANG
Bisa memperoleh laba super normal,                       laba normal dan rugi minumum
Hanya memperoleh laba normal
PERSAINGAN NON HARGA
INTERPENDENSI
Tidak Ada
Tidak Ada
CONTOH
Pedagang CD/DVD Bajakan

 
B. PASAR PERSAINGAN MONOPOLI


JUMLAH PERUSAHAAN
JENIS BARANG
Hanya Satu
Unik dan Tidak Ada Subtitusinya
KEMAMPUAN PENETAPAN HARGA
KEMUNGKINAN MASUK/KELUAR INDUSTRI
Sangat Besar ( Price Maker )
Sangat Sulit Masuk
SYARAT KESEIMBANGAN
BENTUK KURVA PERMINTAAN
MR = MC, dimana D = AR dan P > MC


KESEIMBANGAN JANGKA PENDEK
KESEIMBANGAN JANGKA PANJANG
Laba Supernormal, Laba Normal, dan Rugi Minimum
Bisa Memperoleh Laba Supernormal
PERSAINGAN NON HARGA
INTERPENDENSI
Tidak Ada
Tidak Ada
CONTOH
PT. KAI, PT. PLN


C. PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK


JUMLAH PERUSAHAAN
JENIS BARANG
Banyak
Terdeferensiasi
KEMAMPUAN PENETAPAN HARGA
KEMUNGKINAN MASUK/KELUAR INDUSTRI
Kecil
Relatif Muda
SYARAT KESEIMBANGAN
BENTUK KURVA PERMINTAAN
MR = MC


KESEIMBANGAN JANGKA PENDEK
KESEIMBANGAN JANGKA PANJANG
Bisa memperoleh laba super normal,                       laba normal dan rugi minumum
Hanya memperoleh laba normal
PERSAINGAN NON HARGA
INTERPENDENSI
Cukup Besar, biasanya hanya lewat iklan
Sangat Kecil
CONTOH
PAKAIAN, SEPATU, MAKANAN RINGAN, KOSMETIK



D. PASAR OLIGOPOLI


JUMLAH PERUSAHAAN
JENIS BARANG
Beberapa/Sedikit
Homogen dan Terdeferensiasi
KEMAMPUAN PENETAPAN HARGA
KEMUNGKINAN MASUK/KELUAR INDUSTRI
Dengan kerjasama besar
Hambatan cukup besar
SYARAT KESEIMBANGAN
BENTUK KURVA PERMINTAAN
MR = MC Terdapat Price Kekakuan Harga Sehingga AC dan MC tidak selalu mengubah keseimbangan


KESEIMBANGAN JANGKA PENDEK
KESEIMBANGAN JANGKA PANJANG
Bisa memperoleh laba super normal,                       laba normal dan rugi minumum
Hanya memperoleh laba normal
PERSAINGAN NON HARGA
INTERPENDENSI
Untuk barang yang terdiferensiasi cukup besar
saling bergantung dan mempengaruhi satu sama lain
CONTOH
Terdiferensiasi : OTOMOTIF , Homogen : SEMEN, BAJA, KERTAS, BAHAN TAMBANG


PENGERTIAN DAN KONSEP-KONSEP PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan Nasional adalah jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu negara dalam jangka waktu satu tahun.

PERPUTARAN RODA PEREKONOMIAN
Pertumbuhan ekonomi suatu negara biasanya dihitung berdasarkan pertumbuhan ril dari GDP negara tersebut, yakni seberapa besar GDP negara bertambah secara ril dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ini dihitung dengan cara membagi nilai dari output suatu sektor ekonomi pada tahun tertentu dengan nilai output sektor tersebut pada tahun sebelumnya dan dikali 100 % kemudian dikurangi 100. 

Bila GDP mengalami pertumbuhan yang tinggi berarti pendapatan masyarakat juga akan mengalami pertumbuhan yang tinggi, terlepas dari siapa atau kelompok mana dari masyarakat yang menerima pendapatan tersebut. GDP Indonesia menurut lapangan usaha berdasarkan harga yang berlaku dan harga konstan.

1. Pengeluaran Agregat (Aggregate Spending)

Seperti diterangkan diatas bahwa GDP dapat dihitung dari sisi pengeluaran aggregate (Aggregate Spending) pelaku ekonomi dalam suatu negara. Pengeluaran aggreaget ini sama dengan Permintaan Agregat karena konsekuensi dari permintaan adalah adanya pengeluaran oleh rumah tangga, investor, pemerintah dan eksportir untuk membeli barang dan jasa.

Pengeluaran Aggregate dapat dikelompokkan atas empat komponen, yaitu:
1.pengeluaran konsumsi rumah tangga,
2.pengeluaran invesatasi oleh pengusaha (bisnis),
3.pengeluaran pemerintah, dan
4.permintaan luar negeri.

2. Pengeluaran Konsumsi

Merupakan bagian terbesar dari permintaan agregat yaitu berupa permintaan dari konsumen terhadap barang dan jasa yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Konsumsi ini memegang peranan penting dalam perekonomian menurut teori Keynesian karena akan menentukan output dan pendapatan masyarakat suatu negara.

Kontribusi konsumsi terhadap pembentukan GDP di Indonesia diperkirakan sebesar 65% dari total GDP. Konsumsi dapat dibagi atas tiga kategori yaitu barang tanah lama (durable goods) seperti mobil, barang tidak tahan lama (nondurable goods), dan jasa (services). Dari sisi asal barang maka barang dan jasa yang dikonsumsi oleh konsumen dalam negeri terdiri dari barang produksi dalam negeri dan barang /jasa yang diproduksi oleh negara lain yang diimport ke Indonesia. Dalam penghitungan GDP angka import ini harus dikeluarkan dari angka GDP.

Pengeluaran Pemerintah

Yang termasuk dalam pengeluaran pemerintah adalah semua pengeluaran pemerintah yang diperlukan agar roda pemerintahan dapat berjalan dengan baik. Pengeluaran pemerintah ini tercantum dalam Anggaran Belanja dan Pendapatan Nasional (APBN). Barang dan jasa yang dibeli oleh pemerintah tidak dihitung nilai tambahnya (value added) seperti halnya pada barang konsumsi karena barang dan jasa yang diproduksi oleh pemerinatah pada umumnya adalah gratis. Pengeluaran pemerintah seperti uang pensiun (transer of payment) tidak dihitung dalam GDP karena pengeluaran tersebut bukan merupakan pembelian terhadap barang atau jasa yang baru diproduksi.

Pengeluran Investasi

Investasi adalah tambahan terhadap akumulasi modal (physical stock of capital) ditambah dengan perobahan persediaan (inventory changes). Tetapi transaksi saham tidak termasuk dalam penambahan stok modal. Jadi investasi adalah aktifitas yang bisa meningkatkan kemampuan ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa dimasa mendatang. Contohnya adalah pembelian barang investasi, peralatan, dan pembangunan rumah baru. Sewa dari tumah tersebut dihitung sebagai konsumsi.

Permintaan Ekspor Bersih (Net Export)

Komponen terakhir dari GDP adalah net export yaitu selisih antara export dan import (X – M). Export merupakan GDP dari dalam negeri karena merupakan barang atau jasa yang diproduksi di dalam negeri, tetapi tidak dikonsumsi di dalam negeri. Barang ekspor akan dibeli atau dikonsumsi oleh rumah tangga, investor, atau pemerintah negara asing sedangkan import adalah barang yang diproduksi di luar negeri, berarti adalah GDP negara asing.

Dalam GDP yang dihitung adalah net ekspor untuk menghindari penghitungan dua kali (double counting). Barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga, investor, dan pemerintah tidak semuanya diproduksi di dalam negeri tetapi beberapa barang yang dibeli tersebut berasal dari luar negeri. Jadi komponen pengeluaran aggeregate yang diuraikan diatas – pengeluaran rumah tangga, investor dan pemerintah – sebagiannya adalah barang yang diproduksi di luar negeri, berarti adalah GDP negara asing atau bukan merupakan GDP Indonesia. Karena itu untuk mengkoreksinya maka ekspor harus dikurangi dengan impor agar barang import tidak terhitung sebagai GDP kita, karena yang termasuk dalam GDP Indonesia adalah konsumsi rumah tangga berupa barang-barang produksi dalam negeri, ditambah dengan belanja barang investor, ditambah belanja barang pemerintah dan ditambah dengan nilai barang yang diekspor ke luar negeri.

Barang-barang import yang telah dikonsumsi oleh konsumen dalam negeri tidak bisa dihitung sendiri karena telah masuk dalam perhitugan jumlah konsumsi. Nilai barang import ini tentu sama dengan jumlah nilai barang yang diimport yang tercatat di Bea dan Cukai sehingga dengan mengeluarkannya dari angka export maka sama dengan mengeluarkannya dari angka konsumsi barang import.


METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
a Metode Produksi
Pendapatan Nasional merupakan penjumlahan dari seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sector ekonomi masyarakat dalam periode tertentu.
Y = [( 9Q1 x P1 ) + ( Q2 x P2 ) + ( Qn x Pn ) … ]
b Metode Pendapatan
Y = r + w + i + p
r           : rent
w         : wage
i           : interest
p          : profit
c.    Metode Pengeluaran
Pendapatan Nasional merupakan penjumlahan dari seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh rumah tangga (RTK, RTP, RTG, RT Luar Negeri) dalam suatu negara selama satun tahu.
Y = C + I + G + ( X - M )

MASALAH DAN KETERBATASAN PERHITUNGAN PDB
Permasalahan PDB terletak pada pembandingan tingkat kemakmuran atau kesejahteraan suatu Negara dari tahun ke tahun. PDB tidak memasukan transaksi yang terjadi pada perekonomian bawah tanah. Perekonomian seperti sector informal atau sector illegal.

PDB tidak selalu mencerminkan ukuran kesejahteraan sosial suatu negara. PDB hanya mengukur berapa banyak output yang diproduksi di suatu Negara dan bagaimana struktur serta perkembangannya. Untuk kemakmuran suatu negara PDB merupakan indicator yang cukup baik. Akan tetapi, kesejahteraan suatu negara lebih kompleks dari hanya sekedar pendapatan yang tinggi.

Sumber : AB, Doddy Muhammad & Tim Penulis Pustaka Gema Media. Menguasau IPS Sistem Kebut Semalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar