1.
ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PEREKONOMIAN TERTUTUP
SEDERHANA
DUA SEKTOR
Perekonomian tertutup dua sekto
merupakan perekonomian yang tidak adanya hubungan dengan negara lain dan tidak
adanya campur tangan pemerintah, baik berupa pungutan pajak, pembayaran
transfer pemerintah ataupun yang berbentuk pengeluaran konsumsi. Dalam
perekonomian tertutup sederhana ini pengeluaran masyarakat seluruhnya pada tiap
satuan waktu akan terdiri dari
pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga dan pengeluaran untuk investasi.
Pihak-pihak yang terlibat dalam
perekonomian tertutup ini adalah
rumah tangga (pihak konsumen) dan perusahaan atau pihak swasta ( produsen)
tanpa campur tangan pemerintah baik berupa pungutan pajak, pembayaran transfer
pemerintah ataupun yang berbentuk pengeluaran konsumsi dan juga tidak berhubungan dengan perekonomian
internasional baik ekspor maupun impor.
2.
MODEL ANALISIS DENGAN VARIABLE INVESTASI, TABUNGAN
Pada model ini, muncul dua aktifitas ekonomi yang baru yaitu, tabungan dan investasi. Tabungan rumah tangga dianggap kebocoran dalam arus melingakar, karena dapat mengurangi kemampuan dari pendapatan secara riil apabila digunakan untuk kegiatan lain seperti konsumsi.
Namun tabungan tersebut tidaklah
dianggap kebocoran apabila digunakan sebagai investasi.Tabungan yang semula
mengurangi pendapatan nasional, apabila digunakan sebagai investasi justru akan
menjadi injeksi, karena Investasi ini
dapat menambah pendapatan nasional.
Jika digambarkan dalam arus
melingkar seperti gambar diatas maka dapat disimpulkan jika kedua pihak saling terkait satu sama lain. Adapun
analisisnya adalah sbb:
a.
Sektor rumah tangga
Sektor rumah tangga memiliki faktor
produksi yang dibutuhkan untuk proses produksi barang dan jasa. Faktor produksi tersebut adalah kesediaan
untuk bekerja (tenaga kerja), barang
modal , uang, tanah dan skill. Dan untuk menanggung resiko atas faktor produksi
yang diberikan sektor rumah tangga tersebut, sektor perusahaan memberikan gaji untuk
kesediaan bekerja, pendapatan bunga untuk kesediaan meminjamkan uang,
pendapatan sewa untuk kesediaan memberikan barang modal, dan pembagian
keuntungan untuk saham yang ditanamkan.
b.
Sektor perusahaan
Sektor
perusahaan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh sektor rumah tangga. Sehingga inti dari adanya sektor
perusahaan adalah berusaha mencari peluang keuntungan dengan
melihat kebutuhan yang dibutuhkan oleh sektor rumah tangga namun dengan
menggunakan kembali sumber daya faktor produksi yang tersedia dari sektor rumah
tangga untuk memproduksi barang / jasa untuk mewujudkan kebutuhan yang
dibutuhkan tersebut.
Bagi sektor rumah tangga, dalam berkonsumsi pihak ini tidak sepenuhnya menggunakan penghasilan yang didapat untuk membeli barang dan jasa.Namun sebagian dari pendapatan tersebut biasanya dipergunakan untuk investasi dan tabungan.
2.1 Tabungan
Menurut
Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Tabungan adalah simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik
dengan cek, bilyet giro, dan /atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Dalam ekonomi makro, tabungan adalah pendapatan masyarakat yang tidak digunakan
untuk kegiatan konsumsi.
Kita dapat
mengetahui hubungan tabungan dengan pendapatan nasional dengan menggunakan
fungsi tabungan. Fungsi tabungan adalah suatu fungsi yang
menggambarkan hubungan antara tingkat tabungan rumah tangga dan pendapatan
nasional dalam perekonomian.
S = -a + (1-b)Y
keterangan :
a = konsumsi rumah tangga secara nasional pada saat pendapatan nasional = 0
b = kecondongan konsumsi marginal (MPC)
C = tingkat konsumsi
S = tingkat tabungan
Y = tingkat pendapatan nasional.
a = konsumsi rumah tangga secara nasional pada saat pendapatan nasional = 0
b = kecondongan konsumsi marginal (MPC)
C = tingkat konsumsi
S = tingkat tabungan
Y = tingkat pendapatan nasional.
Contoh kasus :
Keluarga pak Ahmad mempunyai penghasilan Rp. 7.000.000,00 sebulan, dengan pola konsumsi yang dinyatakan dengan fungsi C = 1.000.000 + 0,80Y. Berdasarkan data tersebut, hitunglah besarnya tabungan keluarga ibu Tutik.
Pembahasan :
Untuk mengetahui besarnya nilai tabungan (S) maka l a n g k a h pertama yang harus kita lakukan adalah merubah fungsi konsumsi ke dalam f u n g s i tabungan kemudian memasukan n i l a i pendapatan (Y) ke dalam fungsi tabungan.
C = 1.500.000 + 0,80Y
maka fungsi tabungannya adalah :
S = -a + (1-MPC)Y
S = – 1.500.000 + (1-0,80)Y
S = – 1.000.000 + 0,20Y
Untuk mencari besarnya tabungan (S) ibu tutik maka kita masukan nila Y kedalam fungsi tabungan :
S = -1.000.000 + 0,20(8.000.000)
S = -1.500.000 + 1.600.000
S = 100.000
Jadi besarnya Tabungan keluarga ibu Tutik adalah Rp.900.000,00
2.2 Investasi
Investasi yang lazim disebut sebagai
penanaman modal merupakan pengeluaran perusahaan untuk membeli barang-barang dan
perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang/jasa yang tersedia dalam
perekonomian. Pada prakteknya, pencatatan nilai penanaman modal dilakukan dalam
satuan tahun. Yang termasuk investasi adalah sebagai berikut :
-
Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu
mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis
industri perusahaan.
-
Pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal,
bangunan kantor, bangunan pabrik, dan bangunan-bangunan lainnya.
-
Pertambahan
nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah, dan barang
yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan
nasional.
Dalam perekonomian tertutp, perhitungan pendapatan keseimbangan 2 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) dan investasi(I).
Y = C + I
è (C = a + by)
Y = (a + by) + I
Y = a + by + I
Y – by = a + I
(1 – b)Y = a + I
Y = a + I/1 – b
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 2 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab:
Y = (a + I)/(1 – b)
= (20 + 10)/(1– 0,75)
= 30/0,25
= 120 milyar rupiah
3.
ANGKA PENGGANDAAN
Angka pengganda atau multiplier adalah hubungan
kausal antara variabel tertentu dengan variabel pendapatan nasional. Jika
angka pengganda tersebut memepunyai angka yang tinggi, maka dengan
perubahanyang terjadi pada variabel tersebut akan memengaruhi angka terhadap
tingkat pendapatan nasional yang besar juga, dan sebaliknya. Perubahan
pendapatan anasional itu ditunjukan oleh suatu anagka pelipat yang disebut
dengan koefisien multiplier. Proses multiplier adalah adanya perubahan
pada variabel investasi menyababkan pengeluaran agregat menjadi berubah. Namun
dari keseombangan pendapatan nasional tidak sebesar pertambahan investasi
tersebut.
Contoh:
Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka pendapatan keseimbangan sebesar 120. Apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai berikut:
Jawab:
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka pendapatan keseimbangan sebesar 120. Apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai berikut:
Jawab:
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
4. HUBUNGAN ANTARA PERTUMBUHAN EKONOMI , INFLASI DAN
PENGANGGURAN
a.
Masalah Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat
dari adanya peningkatan dalam GDP (Gross Domestic Product) atau GNP (Gross
Nasional Product) jika terdapat peningkatan maka dapat berarti menunjukkan
adanya peningkatan pendapatan perkapita. Karena GDP merupakan angka yang
menunnjukan total suatu produksi dalam suatu Negara. Semakin tinggi GDP berarti
total produksi semaki besar. Hanya saja yang biasanya terjadi adalah pembagian
pendapatan nasional yang tidak merata. Oleh karena itu tidaklah menjadi
cerminan sebuah Negara apabila GDP nya rendah maka smua masyarakatnya miskin,
dan jika memiliki GDP yang besar maka masyarakatnya akan kaya raya. Untu itu
pemerintah harus mengeluarkan kebijakan yang dapat megurangi kesenjangan
pemdapatan antar warga Negara.
b. Inflasi
Menurut A.P. Lehner inflasi adalah
keadaan terjadi kelebihan permintaan (Excess Demand) terhadap barang-barang
dalam perekonomian secara keseluruhan (Anton H Gunawan, 1991).Sementara itu
Ackley mendefinisikan inflasi sebagai suatu kenaikan harga yang terus-menerus
dari barang dan jasa secara umum.Menurut Boediono (1995)inflasi adalah
kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus-menerus.
c. Masalah Pengangguran
Adanya
pengangguran bagi sebuah Negara berarti menunnjukan perekonomian Negara
tersebut tidak dalam kondisi full-employment.Ada faktor produksi yang tidak
terpakai yaitu tenaga kerja. Memang idealnya pada suatu Negara harus berada
dalam keadaan full- employment, akan tetapi untuk mencapai keadaan tersebut
sangat sulit. Tingkat penganguran memang selalu terjadi di Negara manapun.Dan
keadaan ini memang selalu menjadi pusat perhatian para pemimpin bangsa dan para
ekonom. Pengangguran tentu tidak baik bila terjadi, karen aakn menimbulkan
kerawanan sosial seperti pencurian, kriminalitas dll.
5.
PENGERTIAN UANG
Uang merupakan alat tukar dan alat
pembayaran yang sah. pada masa-masa sebelumnya, pembayaran dilakukan dengan
cara barter, yaitu barang ditukar dengan barang secara langsung.
6. TEORI UANG DAN MOTIF MEMEGANG UANG
Teori uang terdiri atas dua teori,
yaitu teori uang statis dan teori uang dinamis.
a. Teori uang statis
- Teori Metalisme (Intrinsik)
- Teori Konvensi (Perjanjian)
- Teori Nominalisme
- Teori Negara
b. Teori uang dinamis
- Teori Kuantitas
- Teori Kuantitas
- Teori Persediaan Kas
- Teori Ongkos Produksi
Motif Memegang Uang
a.
Untuk kebutuhan Transaksi
b. Untuk
Berjaga-Jaga
c. Untuk
Mendapatkan Keuntungan / Berinvestasi
7. BANK SENTRAL DAN BANK UMUM
- Bank sentral merupakan bank yang mengatur berbagai kegiatan yang berkaitan dengan dunia perbankan dan dunia keuangan disuatu Negara.
- Bank Umum merupakan bank yang bertugas melayani seluruh jasa –jasa perbankan dan melayani segenap lapisan masyarakat, baik masyarakat perorangan maupun lembaga – lembaga lainnya.
8. KEBIJAKSANAAN MONETER
Kebijakan moneter pada dasarnya
merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal
(pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan
keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya
tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur
dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional
yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka
kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi).
Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan,
yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Sumber : AB, Doddy Muhammad & Tim
Penulis Pustaka Gema Media. Menguasau
IPS Sistem Kebut Semalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar