Selasa, 08 Desember 2015
ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PEREKONOMIAN TERTUTUP SEDERHANA DUA SEKTOR
1.
ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PEREKONOMIAN TERTUTUP
SEDERHANA
DUA SEKTOR
Perekonomian tertutup dua sekto
merupakan perekonomian yang tidak adanya hubungan dengan negara lain dan tidak
adanya campur tangan pemerintah, baik berupa pungutan pajak, pembayaran
transfer pemerintah ataupun yang berbentuk pengeluaran konsumsi. Dalam
perekonomian tertutup sederhana ini pengeluaran masyarakat seluruhnya pada tiap
satuan waktu akan terdiri dari
pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga dan pengeluaran untuk investasi.
Pihak-pihak yang terlibat dalam
perekonomian tertutup ini adalah
rumah tangga (pihak konsumen) dan perusahaan atau pihak swasta ( produsen)
tanpa campur tangan pemerintah baik berupa pungutan pajak, pembayaran transfer
pemerintah ataupun yang berbentuk pengeluaran konsumsi dan juga tidak berhubungan dengan perekonomian
internasional baik ekspor maupun impor.
2.
MODEL ANALISIS DENGAN VARIABLE INVESTASI, TABUNGAN
Pada model ini, muncul dua aktifitas ekonomi yang baru yaitu, tabungan dan investasi. Tabungan rumah tangga dianggap kebocoran dalam arus melingakar, karena dapat mengurangi kemampuan dari pendapatan secara riil apabila digunakan untuk kegiatan lain seperti konsumsi.
Namun tabungan tersebut tidaklah
dianggap kebocoran apabila digunakan sebagai investasi.Tabungan yang semula
mengurangi pendapatan nasional, apabila digunakan sebagai investasi justru akan
menjadi injeksi, karena Investasi ini
dapat menambah pendapatan nasional.
Jika digambarkan dalam arus
melingkar seperti gambar diatas maka dapat disimpulkan jika kedua pihak saling terkait satu sama lain. Adapun
analisisnya adalah sbb:
a.
Sektor rumah tangga
Sektor rumah tangga memiliki faktor
produksi yang dibutuhkan untuk proses produksi barang dan jasa. Faktor produksi tersebut adalah kesediaan
untuk bekerja (tenaga kerja), barang
modal , uang, tanah dan skill. Dan untuk menanggung resiko atas faktor produksi
yang diberikan sektor rumah tangga tersebut, sektor perusahaan memberikan gaji untuk
kesediaan bekerja, pendapatan bunga untuk kesediaan meminjamkan uang,
pendapatan sewa untuk kesediaan memberikan barang modal, dan pembagian
keuntungan untuk saham yang ditanamkan.
b.
Sektor perusahaan
Sektor
perusahaan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh sektor rumah tangga. Sehingga inti dari adanya sektor
perusahaan adalah berusaha mencari peluang keuntungan dengan
melihat kebutuhan yang dibutuhkan oleh sektor rumah tangga namun dengan
menggunakan kembali sumber daya faktor produksi yang tersedia dari sektor rumah
tangga untuk memproduksi barang / jasa untuk mewujudkan kebutuhan yang
dibutuhkan tersebut.
Bagi sektor rumah tangga, dalam berkonsumsi pihak ini tidak sepenuhnya menggunakan penghasilan yang didapat untuk membeli barang dan jasa.Namun sebagian dari pendapatan tersebut biasanya dipergunakan untuk investasi dan tabungan.
2.1 Tabungan
Menurut
Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Tabungan adalah simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik
dengan cek, bilyet giro, dan /atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Dalam ekonomi makro, tabungan adalah pendapatan masyarakat yang tidak digunakan
untuk kegiatan konsumsi.
Kita dapat
mengetahui hubungan tabungan dengan pendapatan nasional dengan menggunakan
fungsi tabungan. Fungsi tabungan adalah suatu fungsi yang
menggambarkan hubungan antara tingkat tabungan rumah tangga dan pendapatan
nasional dalam perekonomian.
S = -a + (1-b)Y
keterangan :
a = konsumsi rumah tangga secara nasional pada saat pendapatan nasional = 0
b = kecondongan konsumsi marginal (MPC)
C = tingkat konsumsi
S = tingkat tabungan
Y = tingkat pendapatan nasional.
a = konsumsi rumah tangga secara nasional pada saat pendapatan nasional = 0
b = kecondongan konsumsi marginal (MPC)
C = tingkat konsumsi
S = tingkat tabungan
Y = tingkat pendapatan nasional.
Contoh kasus :
Keluarga pak Ahmad mempunyai penghasilan Rp. 7.000.000,00 sebulan, dengan pola konsumsi yang dinyatakan dengan fungsi C = 1.000.000 + 0,80Y. Berdasarkan data tersebut, hitunglah besarnya tabungan keluarga ibu Tutik.
Pembahasan :
Untuk mengetahui besarnya nilai tabungan (S) maka l a n g k a h pertama yang harus kita lakukan adalah merubah fungsi konsumsi ke dalam f u n g s i tabungan kemudian memasukan n i l a i pendapatan (Y) ke dalam fungsi tabungan.
C = 1.500.000 + 0,80Y
maka fungsi tabungannya adalah :
S = -a + (1-MPC)Y
S = – 1.500.000 + (1-0,80)Y
S = – 1.000.000 + 0,20Y
Untuk mencari besarnya tabungan (S) ibu tutik maka kita masukan nila Y kedalam fungsi tabungan :
S = -1.000.000 + 0,20(8.000.000)
S = -1.500.000 + 1.600.000
S = 100.000
Jadi besarnya Tabungan keluarga ibu Tutik adalah Rp.900.000,00
2.2 Investasi
Investasi yang lazim disebut sebagai
penanaman modal merupakan pengeluaran perusahaan untuk membeli barang-barang dan
perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang/jasa yang tersedia dalam
perekonomian. Pada prakteknya, pencatatan nilai penanaman modal dilakukan dalam
satuan tahun. Yang termasuk investasi adalah sebagai berikut :
-
Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu
mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis
industri perusahaan.
-
Pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal,
bangunan kantor, bangunan pabrik, dan bangunan-bangunan lainnya.
-
Pertambahan
nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah, dan barang
yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan
nasional.
Dalam perekonomian tertutp, perhitungan pendapatan keseimbangan 2 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) dan investasi(I).
Y = C + I
è (C = a + by)
Y = (a + by) + I
Y = a + by + I
Y – by = a + I
(1 – b)Y = a + I
Y = a + I/1 – b
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 2 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab:
Y = (a + I)/(1 – b)
= (20 + 10)/(1– 0,75)
= 30/0,25
= 120 milyar rupiah
3.
ANGKA PENGGANDAAN
Angka pengganda atau multiplier adalah hubungan
kausal antara variabel tertentu dengan variabel pendapatan nasional. Jika
angka pengganda tersebut memepunyai angka yang tinggi, maka dengan
perubahanyang terjadi pada variabel tersebut akan memengaruhi angka terhadap
tingkat pendapatan nasional yang besar juga, dan sebaliknya. Perubahan
pendapatan anasional itu ditunjukan oleh suatu anagka pelipat yang disebut
dengan koefisien multiplier. Proses multiplier adalah adanya perubahan
pada variabel investasi menyababkan pengeluaran agregat menjadi berubah. Namun
dari keseombangan pendapatan nasional tidak sebesar pertambahan investasi
tersebut.
Contoh:
Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka pendapatan keseimbangan sebesar 120. Apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai berikut:
Jawab:
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka pendapatan keseimbangan sebesar 120. Apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai berikut:
Jawab:
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
4. HUBUNGAN ANTARA PERTUMBUHAN EKONOMI , INFLASI DAN
PENGANGGURAN
a.
Masalah Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat
dari adanya peningkatan dalam GDP (Gross Domestic Product) atau GNP (Gross
Nasional Product) jika terdapat peningkatan maka dapat berarti menunjukkan
adanya peningkatan pendapatan perkapita. Karena GDP merupakan angka yang
menunnjukan total suatu produksi dalam suatu Negara. Semakin tinggi GDP berarti
total produksi semaki besar. Hanya saja yang biasanya terjadi adalah pembagian
pendapatan nasional yang tidak merata. Oleh karena itu tidaklah menjadi
cerminan sebuah Negara apabila GDP nya rendah maka smua masyarakatnya miskin,
dan jika memiliki GDP yang besar maka masyarakatnya akan kaya raya. Untu itu
pemerintah harus mengeluarkan kebijakan yang dapat megurangi kesenjangan
pemdapatan antar warga Negara.
b. Inflasi
Menurut A.P. Lehner inflasi adalah
keadaan terjadi kelebihan permintaan (Excess Demand) terhadap barang-barang
dalam perekonomian secara keseluruhan (Anton H Gunawan, 1991).Sementara itu
Ackley mendefinisikan inflasi sebagai suatu kenaikan harga yang terus-menerus
dari barang dan jasa secara umum.Menurut Boediono (1995)inflasi adalah
kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus-menerus.
c. Masalah Pengangguran
Adanya
pengangguran bagi sebuah Negara berarti menunnjukan perekonomian Negara
tersebut tidak dalam kondisi full-employment.Ada faktor produksi yang tidak
terpakai yaitu tenaga kerja. Memang idealnya pada suatu Negara harus berada
dalam keadaan full- employment, akan tetapi untuk mencapai keadaan tersebut
sangat sulit. Tingkat penganguran memang selalu terjadi di Negara manapun.Dan
keadaan ini memang selalu menjadi pusat perhatian para pemimpin bangsa dan para
ekonom. Pengangguran tentu tidak baik bila terjadi, karen aakn menimbulkan
kerawanan sosial seperti pencurian, kriminalitas dll.
5.
PENGERTIAN UANG
Uang merupakan alat tukar dan alat
pembayaran yang sah. pada masa-masa sebelumnya, pembayaran dilakukan dengan
cara barter, yaitu barang ditukar dengan barang secara langsung.
6. TEORI UANG DAN MOTIF MEMEGANG UANG
Teori uang terdiri atas dua teori,
yaitu teori uang statis dan teori uang dinamis.
a. Teori uang statis
- Teori Metalisme (Intrinsik)
- Teori Konvensi (Perjanjian)
- Teori Nominalisme
- Teori Negara
b. Teori uang dinamis
- Teori Kuantitas
- Teori Kuantitas
- Teori Persediaan Kas
- Teori Ongkos Produksi
Motif Memegang Uang
a.
Untuk kebutuhan Transaksi
b. Untuk
Berjaga-Jaga
c. Untuk
Mendapatkan Keuntungan / Berinvestasi
7. BANK SENTRAL DAN BANK UMUM
- Bank sentral merupakan bank yang mengatur berbagai kegiatan yang berkaitan dengan dunia perbankan dan dunia keuangan disuatu Negara.
- Bank Umum merupakan bank yang bertugas melayani seluruh jasa –jasa perbankan dan melayani segenap lapisan masyarakat, baik masyarakat perorangan maupun lembaga – lembaga lainnya.
8. KEBIJAKSANAAN MONETER
Kebijakan moneter pada dasarnya
merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal
(pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan
keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya
tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur
dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional
yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka
kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi).
Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan,
yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Sumber : AB, Doddy Muhammad & Tim
Penulis Pustaka Gema Media. Menguasau
IPS Sistem Kebut Semalam.
Minggu, 06 Desember 2015
JENIS - JENIS PASAR DAN PENDAPATAN NASIONAL
JENIS - JENIS PASAR
A. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
|
|
JUMLAH PERUSAHAAN
|
JENIS BARANG
|
Sangat Banyak
|
Homogen
|
KEMAMPUAN PENETAPAN HARGA
|
KEMUNGKINAN MASUK/KELUAR INDUSTRI
|
Tidak Punya (Price Taker)
|
Sangat Mudah (No Barrier To Entry) dan Free Entry dan
Free Exit
|
SYARAT KESEIMBANGAN
|
BENTUK KURVA PERMINTAAN
|
MR = MC, dimana P = D = MR = AR
|
|
KESEIMBANGAN JANGKA PENDEK
|
KESEIMBANGAN JANGKA PANJANG
|
Bisa memperoleh laba super normal, laba normal dan rugi
minumum
|
Hanya memperoleh laba normal
|
PERSAINGAN NON HARGA
|
INTERPENDENSI
|
Tidak Ada
|
Tidak Ada
|
CONTOH
|
|
Pedagang CD/DVD Bajakan
|
B. PASAR PERSAINGAN
MONOPOLI
|
|
JUMLAH PERUSAHAAN
|
JENIS BARANG
|
Hanya Satu
|
Unik dan Tidak Ada
Subtitusinya
|
KEMAMPUAN PENETAPAN HARGA
|
KEMUNGKINAN MASUK/KELUAR INDUSTRI
|
Sangat Besar ( Price
Maker )
|
Sangat Sulit Masuk
|
SYARAT KESEIMBANGAN
|
BENTUK KURVA PERMINTAAN
|
MR = MC, dimana D = AR
dan P > MC
|
|
KESEIMBANGAN JANGKA PENDEK
|
KESEIMBANGAN JANGKA PANJANG
|
Laba Supernormal, Laba
Normal, dan Rugi Minimum
|
Bisa Memperoleh Laba
Supernormal
|
PERSAINGAN NON HARGA
|
INTERPENDENSI
|
Tidak Ada
|
Tidak Ada
|
CONTOH
|
|
PT. KAI, PT. PLN
|
C. PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK
|
|
JUMLAH PERUSAHAAN
|
JENIS BARANG
|
Banyak
|
Terdeferensiasi
|
KEMAMPUAN PENETAPAN HARGA
|
KEMUNGKINAN MASUK/KELUAR INDUSTRI
|
Kecil
|
Relatif Muda
|
SYARAT KESEIMBANGAN
|
BENTUK KURVA PERMINTAAN
|
MR = MC
|
|
KESEIMBANGAN JANGKA PENDEK
|
KESEIMBANGAN JANGKA PANJANG
|
Bisa memperoleh laba super normal, laba normal dan rugi
minumum
|
Hanya memperoleh laba normal
|
PERSAINGAN NON HARGA
|
INTERPENDENSI
|
Cukup Besar, biasanya hanya lewat iklan
|
Sangat Kecil
|
CONTOH
|
|
PAKAIAN, SEPATU, MAKANAN RINGAN, KOSMETIK
|
D. PASAR OLIGOPOLI |
|
JUMLAH PERUSAHAAN
|
JENIS BARANG
|
Beberapa/Sedikit
|
Homogen dan
Terdeferensiasi
|
KEMAMPUAN PENETAPAN HARGA
|
KEMUNGKINAN MASUK/KELUAR INDUSTRI
|
Dengan kerjasama besar
|
Hambatan cukup besar
|
SYARAT KESEIMBANGAN
|
BENTUK KURVA PERMINTAAN
|
MR = MC Terdapat Price
Kekakuan Harga Sehingga AC dan MC tidak selalu mengubah keseimbangan
|
|
KESEIMBANGAN JANGKA PENDEK
|
KESEIMBANGAN JANGKA PANJANG
|
Bisa memperoleh laba
super normal,
laba normal dan rugi minumum
|
Hanya memperoleh laba
normal
|
PERSAINGAN NON HARGA
|
INTERPENDENSI
|
Untuk barang yang terdiferensiasi
cukup besar
|
saling bergantung dan
mempengaruhi satu sama lain
|
CONTOH
|
|
Terdiferensiasi : OTOMOTIF , Homogen : SEMEN, BAJA, KERTAS,
BAHAN TAMBANG
|
PENGERTIAN DAN KONSEP-KONSEP PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan Nasional
adalah jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu
negara dalam jangka waktu satu tahun.
PERPUTARAN RODA PEREKONOMIAN
Pertumbuhan ekonomi suatu negara
biasanya dihitung berdasarkan pertumbuhan ril dari GDP negara tersebut, yakni
seberapa besar GDP negara bertambah secara ril dari tahun ke tahun. Pertumbuhan
ini dihitung dengan cara membagi nilai dari output suatu sektor ekonomi pada
tahun tertentu dengan nilai output sektor tersebut pada tahun sebelumnya dan
dikali 100 % kemudian dikurangi 100.
Bila GDP mengalami pertumbuhan yang tinggi
berarti pendapatan masyarakat juga akan mengalami pertumbuhan yang tinggi,
terlepas dari siapa atau kelompok mana dari masyarakat yang menerima pendapatan
tersebut. GDP Indonesia menurut lapangan usaha berdasarkan harga yang berlaku
dan harga konstan.
1. Pengeluaran Agregat (Aggregate Spending)
Seperti diterangkan diatas bahwa GDP
dapat dihitung dari sisi pengeluaran aggregate (Aggregate Spending) pelaku
ekonomi dalam suatu negara. Pengeluaran aggreaget ini sama dengan Permintaan
Agregat karena konsekuensi dari permintaan adalah adanya pengeluaran oleh rumah
tangga, investor, pemerintah dan eksportir untuk membeli barang dan jasa.
Pengeluaran Aggregate dapat
dikelompokkan atas empat komponen, yaitu:
1.pengeluaran konsumsi rumah tangga,
2.pengeluaran invesatasi oleh pengusaha (bisnis),
3.pengeluaran pemerintah, dan
4.permintaan luar negeri.
2. Pengeluaran Konsumsi
1.pengeluaran konsumsi rumah tangga,
2.pengeluaran invesatasi oleh pengusaha (bisnis),
3.pengeluaran pemerintah, dan
4.permintaan luar negeri.
2. Pengeluaran Konsumsi
Merupakan bagian terbesar dari
permintaan agregat yaitu berupa permintaan dari konsumen terhadap barang dan
jasa yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Konsumsi ini memegang peranan
penting dalam perekonomian menurut teori Keynesian karena akan menentukan
output dan pendapatan masyarakat suatu negara.
Kontribusi konsumsi terhadap
pembentukan GDP di Indonesia diperkirakan sebesar 65% dari total GDP. Konsumsi
dapat dibagi atas tiga kategori yaitu barang tanah lama (durable goods) seperti
mobil, barang tidak tahan lama (nondurable goods), dan jasa (services). Dari
sisi asal barang maka barang dan jasa yang dikonsumsi oleh konsumen dalam
negeri terdiri dari barang produksi dalam negeri dan barang /jasa yang
diproduksi oleh negara lain yang diimport ke Indonesia. Dalam penghitungan GDP
angka import ini harus dikeluarkan dari angka GDP.
Pengeluaran Pemerintah
Yang termasuk dalam pengeluaran
pemerintah adalah semua pengeluaran pemerintah yang diperlukan agar roda
pemerintahan dapat berjalan dengan baik. Pengeluaran pemerintah ini tercantum
dalam Anggaran Belanja dan Pendapatan Nasional (APBN). Barang dan jasa yang
dibeli oleh pemerintah tidak dihitung nilai tambahnya (value added) seperti
halnya pada barang konsumsi karena barang dan jasa yang diproduksi oleh
pemerinatah pada umumnya adalah gratis. Pengeluaran pemerintah seperti uang
pensiun (transer of payment) tidak dihitung dalam GDP karena pengeluaran
tersebut bukan merupakan pembelian terhadap barang atau jasa yang baru
diproduksi.
Pengeluran Investasi
Investasi adalah tambahan terhadap
akumulasi modal (physical stock of capital) ditambah dengan perobahan
persediaan (inventory changes). Tetapi transaksi saham tidak termasuk dalam
penambahan stok modal. Jadi investasi adalah aktifitas yang bisa meningkatkan
kemampuan ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa dimasa mendatang. Contohnya
adalah pembelian barang investasi, peralatan, dan pembangunan rumah baru. Sewa
dari tumah tersebut dihitung sebagai konsumsi.
Permintaan Ekspor Bersih (Net
Export)
Komponen terakhir dari GDP adalah
net export yaitu selisih antara export dan import (X – M). Export merupakan GDP
dari dalam negeri karena merupakan barang atau jasa yang diproduksi di dalam
negeri, tetapi tidak dikonsumsi di dalam negeri. Barang ekspor akan dibeli atau
dikonsumsi oleh rumah tangga, investor, atau pemerintah negara asing sedangkan
import adalah barang yang diproduksi di luar negeri, berarti adalah GDP negara
asing.
Dalam GDP yang dihitung adalah net
ekspor untuk menghindari penghitungan dua kali (double counting). Barang dan
jasa yang dibeli oleh rumah tangga, investor, dan pemerintah tidak semuanya
diproduksi di dalam negeri tetapi beberapa barang yang dibeli tersebut berasal
dari luar negeri. Jadi komponen pengeluaran aggeregate yang diuraikan diatas –
pengeluaran rumah tangga, investor dan pemerintah – sebagiannya adalah barang
yang diproduksi di luar negeri, berarti adalah GDP negara asing atau bukan
merupakan GDP Indonesia. Karena itu untuk mengkoreksinya maka ekspor harus
dikurangi dengan impor agar barang import tidak terhitung sebagai GDP kita,
karena yang termasuk dalam GDP Indonesia adalah konsumsi rumah tangga berupa
barang-barang produksi dalam negeri, ditambah dengan belanja barang investor,
ditambah belanja barang pemerintah dan ditambah dengan nilai barang yang
diekspor ke luar negeri.
Barang-barang import yang telah
dikonsumsi oleh konsumen dalam negeri tidak bisa dihitung sendiri karena telah
masuk dalam perhitugan jumlah konsumsi. Nilai barang import ini tentu sama
dengan jumlah nilai barang yang diimport yang tercatat di Bea dan Cukai
sehingga dengan mengeluarkannya dari angka export maka sama dengan
mengeluarkannya dari angka konsumsi barang import.
METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
a Metode Produksi
Pendapatan
Nasional merupakan penjumlahan dari seluruh nilai barang dan jasa yang
dihasilkan oleh seluruh sector ekonomi masyarakat dalam periode tertentu.
Y = [( 9Q1 x P1
) + ( Q2 x P2 ) + ( Qn x Pn ) … ]
b Metode
Pendapatan
Y = r + w + i +
p
r : rent
w : wage
i : interest
p : profit
c. Metode
Pengeluaran
Pendapatan
Nasional merupakan penjumlahan dari seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh
seluruh rumah tangga (RTK, RTP, RTG, RT Luar Negeri) dalam suatu negara selama
satun tahu.
Y = C + I + G +
( X - M )
MASALAH DAN KETERBATASAN PERHITUNGAN PDB
Permasalahan PDB
terletak pada pembandingan tingkat kemakmuran atau kesejahteraan suatu Negara
dari tahun ke tahun. PDB tidak memasukan transaksi yang terjadi pada
perekonomian bawah tanah. Perekonomian seperti sector informal atau sector
illegal.
PDB tidak selalu
mencerminkan ukuran kesejahteraan sosial suatu negara. PDB hanya mengukur
berapa banyak output yang diproduksi di suatu Negara dan bagaimana struktur
serta perkembangannya. Untuk kemakmuran suatu negara PDB merupakan indicator
yang cukup baik. Akan tetapi, kesejahteraan suatu negara lebih kompleks dari
hanya sekedar pendapatan yang tinggi.
Sumber : AB, Doddy
Muhammad & Tim Penulis Pustaka Gema Media. Menguasau IPS Sistem Kebut
Semalam.
Langganan:
Postingan (Atom)